Terdepan dalam uji keamanan beras! SIG menjadi lab satu-satunya di Asia Tenggara dalam deteksi Sulfuryl Fluoride

Des 29, 2022 | ARTIKEL, BERITA

Desain tanpa judul 2022 12 29T110229.647

Beras merupakan salah satu komoditas pangan utama yang dikonsumsi banyak orang khususnya dalam pemenuhan asupan karbohidrat, data BPS mencatat konsumsi beras di Indonesia mencapai 32,07 juta ton pada tahun 2022.

Agar beras tidak rusak oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) saat masa karantina, beras memerlukan fumigasi, jenis fumigan yang lazim digunakan ialah Sulfuryl Fluoride (SF).

Namun fumigasi dengan SF pada pangan berpotensi meninggalkan residu SF yang membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, diberlakukan persyaratan yang ketat untuk ambang batas residu (Maximum Residue Limit, MRL). (Sumber: Badan Karantina Pertanian, Kementan RI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMENTAN/KR.040/12/2018 TENTANG KEAMANAN DAN MUTU PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN
Komoditas	Batas Maksimum Residu (BMR)
Beras Pecah Kulit	0,1 mg/Kg
Beras, dipoles (disosoh)	0,1 mg/Kg

Bagaimana SIG membantu?
Lebih dari satu dekade SIG berdedikasi dalam bidang pengujian, dibuktikan dengan terbitnya ratusan metodologi uji, kini SIG berhasil menjadi laboratorium satu-satunya di Asia Tenggara yang mampu melakukan pengujian Sulfuryl Fluoride pada beras sesuai acuan EURL-SRM dengan metode Programmed Temperature Vaporizer with Cryogenic System (Cold Injection) pada sistem Headspace GC MS pertama di Indonesia.